Selasa, 22 Agustus 2017

PASAR VALUTA ASING DAN KURS MATA UANG

BAB I

PASAR VALUTA ASING DAN KURS MATA UANG

1.                  Pasar Valuta Asing
Pasar valuta asing adalah pasar yang memfasilitasi pertukaran valuta untuk mempermudah transaksi-transaksi keuangan perdagangan dan keuangan internasional. Transaksi valas (foreign exchange transaction) adalah pertukaran suatu mata uang dengan mata uang lain.

1.1              Sejarah Pasar Valuta Asing
Setelah perang dunia I dan setelah depresi ekonomi dunia pada tahun 1930-an, dunia menginginkan tercapainya suatu stabilitas ekonomi yang lebih baik. Pada tahun 1944 lahirlah suatu sistem moneter Internasional yang dikenal dengan nilai tukar tetap (fixed exchange rate) hasil persetujuan Bretton woods. Setiap Negara memberlakukan kurs yang tetap dari mata uangnya terhadap US. Sejak saat itu ekonomi  negara-negara Eropa serta Amerika mulai tumbuh pesat. Lebih dari itu lahirnya pasar Euro Dollar dan Asia Currency Unit adalah untuk mengimbangi peredaran US Dollar yang semakin banyak jumlahnya.
Pentingnya aktivitas dalam foreign exchange timbul sehubungan dengan berkembangannya perdagangan internasional serta semakin meningkatnya perpindahan uang dan capital international. Dari sini bisa dilihat bahwa foreign exchange bukan sebatas money change tetapi lebih luas dari itu. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa pasar valuta asing adalah suatu pasar di mana surat-surat berharga jangka pendek diperdagangkan. Dan dalam perkembangannya uang berkembang menjadi komoditas yang bisa di perdagangkan. Pasar valuta asing sendiri mengalami pertumbuhan yang pesat pada awal tahun 70an.
1.2              Penyebab Pertumbuhan Pasar Valuta Asing
a.                   Pergerakan nilai valuta asing yang mengalami pergerakan cukup signifikan sehingga menarik bagi beberapa kalangan tertentu untuk berkecimpung di dalam pasar valuta asing.
b.                  Bisnis yang semakin mengglobal. Dengan semakin sengitnya persaingan bisnis membuat perusahaan harus mencari sumber daya baru yang lebih murah dan tersebar di seluruh dunia sehingga menimbulkan permintaan akan mata uang suatu negara tertentu.
c.                   Perkembangan telekomunikasi yang begitu cepat dengan adanya sarana telepon, faksmili,  internet maka memudahkan para pelaku pasar untuk berkomunikasi sehingga transaksi lebih mudah di lakukan.
d.                  Keuntungan yang di peroleh di pasar valuta yang cenderung besar meningkatakan keinginan berbagai pihak berusaha memperoleh keuntungan dari pergerakan valuta asing.

1.3              Fungsi Pokok Pasar Valuta Asing

Nopirin (1987:165-166) menyebutkan beberapa fungsi pokok pasar valuta asing dalam membantu lalulintas pembayaran internasional yaitu:
a.                Mempermudah pertukaran valuta asing serta pemindahan dana dari satu negara ke negara lain. Proses penukaran atau pemindahan dana ini dapat dilakukan dengan sistem clearing seperti halnya yang dilakukan oleh bank-bank serta pedagang.
b.               Karena sering terdapat transaksi internasional yang tidak perlu segera diselesaikan pembayaran atau penyerahan barangnya, maka pasar valuta asing memberikan kemudahan untuk dilaksanakannya perjanjian atau kontrak jual beli dengan kredit.
c.                Memungkinkan dilakukannya hedging. Seorang pedagang melakukan hedging apabila dia pada saat yang sama melakukan transaksi jual beli valuta asing yang berbeda, untuk menghilangkan/mengurangi resiko kerugian akibat perubahan kurs.

2.               Valuta Asing

Valuta asing atau yang biasa disebut dengan valas, atau yang dalam bahasa asing dikenal dengan foreign exchange (Forex) merupakan mata uang yang di keluarkan sebagai alat pembayaran yang sah di negara lain. Valuta asing akan mempunyai suatu nilai apabila valuta tersebut dapat ditukarkan dengan valuta lainnya tanpa pembatasan. Dan tempat bertemunya penawaran dan permintaan valuta asing disebut dengan Bursa Valuta Asing atau Foreign Exchange Market. Menurut Madura (2000:58) pasar valas adalah pasar yang memfasilitasi pertukaran valuta untuk mempermudah transaksi-transaksi perdagangan dan keuangan internasional. Atau jika diartikan secara sederhana, pasar valas adalah perdagangan mata uang (valuta) suatu negara dengan mata uang negara lainnya.

2.1           Mekanisme Kerja Valuta Asing

Sedangkan tarif dari pertukaran mata uang ini disebut juga dengan Foreign Exchange Rate di Indonesia dikenal dengan Kurs Valuta Asing. Kuncoro (1996:105) menjelaskan bahwa semua kegiatan bisnis internasional memerlukan transfer uang dari satu negara ke negara lain sebagai contoh, suatu perusahaan multinasional AS yang mendirikan pabrik di Inggris, pada akhir tahun buku selalu ingin mentransfer laba yang diperoleh dari usahanya di Inggris (dalam bentuk Poundsterling) ke kantor pusatnya di AS (dalam bentuk USD) maka untuk mengkonversikan mata uang Poundsterling Inggris ke dalam US Dolar diperlukan adanya pasar Valuta Asing.
Di bursa valas ini orang dapat membeli ataupun menjual mata uang yang diperdagangkan. Secara obyektif adalah untuk mendapatkan profit atau keuntungan dari posisi transaksi yang dilakukan. Di bursa valas dikenal istilah Lot dan Pip. 1 Lot nilainya adalah $1000 dan 1 pip nilainya adalah $10. Sedangkan nilai dolar di bursa valas berbeda dengan nilai dolar yang kita kenal di bank-bank. Nilai dolar di bursa valas sangat bervariasi, yaitu 6000/8000 dan 10.000 rupiah. Transaksi di valuta asing dapat dilakukan dengan cara dua arah dalam mengambil keuntungannya. Seseorang dapat membeli dahulu (open buy), lalu ditutup dengan menjual (sell) ataupun sebaliknya, melakukan penjualan dahulu, lalu ditutup dengan membeli. Pergerakan pasar valuta asing berputar mulai dari pasar Selandia Baru dan Australia yang berlangsung pukul 05.00–14.00 WIB, terus ke pasar Asia yaitu Jepang, Singapura, dan Hongkong yang berlangsung pukul 07.00–16.00 WIB, ke pasar Eropa yaitu Jerman dan Inggris yang berlangsung pukul 13.00–22.00 WIB, sampai ke pasar Amerika Serikat yang berlangsung pukul 20.30–10.30 WIB. Dalam perkembangan sejarahnya, bank sentral milik negara-negara dengan cadangan mata uang asing yang terbesar sekalipun dapat dikalahkan oleh kekuatan pasar valuta asing yang bebas. Menurut survei BIS (Bank International for Settlement, bank sentral dunia), yang dilakukan pada akhir tahun 2004, nilai transaksi pasar valuta asing mencapai lebih dari USD$1,4 triliun per harinya. Mengingat tingkat likuiditas dan percepatan pergerakan harga yang tinggi tersebut, valuta asing juga telah menjadi alternatif yang paling populer karena ROI (return on investmentatau tingkat pengembalian investasi) serta laba yang akan didapat bisa melebihi rata-rata perdagangan pada umumnya. Akibat pergerakan yang cepat tersebut, maka pasar valuta asing juga memiliki risiko yang tinggi. Karena hal inilah wajar ketika tahun 1997 terjadi krisis keungan di Negara di Asia begitupun tahun 1991 diAmerika.
Dalam pasar valas, tidak ada keseragaman. Dengan adanya transaksi diluar bursa perdagangan (over the counter) sebagai pasar tradisional dari perdagangan valuta asing, banyak sekali pasar valuta asing yang saling berhubungan satu sama lainnya dimana mata uang yang berbeda diperdagangkan, sehingga secara tidak langsung artinya bahwa “tidak ada kurs tunggal mata uang dollar melainkan kurs yang berbeda-beda tergantung pada bank mana atau pelaku pasar mana yang bertransaksi”. Namun dalam prakteknya perbedaan tersebut seringkali sangat tipis.
2.2              Jenis-jenis Pasar Valas
2.2.1        Pasar Spot
Menurut Madura (2000:58-66) kurs spot adalah nilai tukar berjalan suatu valuta. Kemudian yang dimaksud pasar spot adalah pasar yang memfasilitasi transaksi-transaksi nilai tukar berjalan suatu valuta. Dimana komoditi atau valas dijual secara tunai dengan penyerahan segera. Disebut juga actual market atau physical market.
Menurut Kuncoro (1996:106-107) transaksi spot terdiri dari transaksi valas yang biasanya selesai dalam maksimal dua hari kerja. Dalam pasar spot, dibedakan atas tiga jenis transaksi:
1.                  Cash, dimana pembayaran satu mata uang dan pengiriman mata uang lain diselesaikan dalam hari yang sama.
2.                  Tom (kependekan dari tomorrow/besok), dimana pengiriman dilakukan pada hari berikutnya.
3.                  Spot, dimana pengiriman diselesaikan dalam tempo 48 jam setelah perjanjian.
Menurut Hamdi (2000:20) contoh transaksi spot yaitu pada tanggal 22 Desember 1996 seorang ayah membutuhkan US$ 10.000 untuk uang saku anaknya yang akan sekolah diluar negeri maka seorang ayah tersebut dapat menghubungi bank-bank devisa atau money changer untuk dapat mengetahui dan membuat kesepakatan selling price pada tanggal tersebut.  Apabila telah tercapai kesepakatan selling price pada tanggal 22 Desember 1996 adalah US$1 = Rp 5.500 maka perhitungannya:
Jumlah Rupiah yang dibutuhkan = US$ yang dibutuhkan x selling price
= US$ 10.000 x Rp 5.5000 = Rp 55.000.000,-
Maka untuk mendapatkan US$ 10.000 diperlukan Rp 55.000.000,- yang harus diserahkan paling lambat tanggal 24 Desember 2004 (2 x 24 jam atau t +2).


2.2.2        Pasar Forward
Menurut Madura (2000:58-66) Kurs forward adalah nilai tukar suatu valuta dengan valuta lain pada suatu waktu di masa depan yang dikuotasikan oleh bank-bank. Kemudian yang dimaksud Pasar Forward adalah pasar yang memfasilitasi perdagangan kontrak forward mata uang.
Menurut Kuncoro (1996:106-107) transaksi forward merupakan transaksi valas dimana pengiriman mata uang dilakukan pada suatu tanggal tertentu di masa datang. Kurs dimana transaksi forward akan diselesaikan telah ditentukan pada saat kedua belah pihak menyetujui kontrak untuk membeli dan menjual. Waktu antara ditetapkannya kontrak dan pertukaran mata uang yang sebenarnya terjadi dapat bervariasi dari dua minggu hingga satu tahun. Jatuh tempo kontrak forward biasanya satu, dua, tiga atau enam bulan. Transaksi forward biasanya terjadi bila eksportir, importir, atau pelaku ekonomi lain yang terlibat dalam pasar valas harus membayar atau menerima sejumlah mata uang asing pada suatu tanggal tertentu di masa mendatang.
Menurut Madura (2000:63) contoh transaksi forward yaitu apabila suatu perusahaan akan membutuhkan 1 juta Mark Jerman, 90 hari dari sekarang untuk mengimpor barang dari Jerman. Asumsikan bahwa perusahaan tersebut dapat langsung membeli Mark Jerman untuk pengiriman langsung (yaitu, dari pasar spot) dengan kurs spot $0,50 per Mark. Berdasarkan kurs spot ini maka perusahaan membutuhkan $500.000 ($0,50 per Mark x 1.000.000). namun perusahaan belum memiliki dana saat ini juga untuk membeli Mark.
Perusahaan dapat menunggu 90 hari dan kemudian menukarkan US Dolar dengan Mark menurut kurs yang berlaku saat itu. Tetapi perusahaan tidak mengetahui berapa kurs spot 90 hari dari sekarang. Jika naik menjadi $0,60 per Mark, perusahaan akan membutuhkan $600.000 ($0,60 per Mark x 1.000.000 Mark). Dengan danya ini maka perusahaan akan merugi sebesar $100.000. akan lebih baik perusahaan mengunci kurs untuk 90 hari dari sekarang.
Dimana kurs forward 90 hari sekarang adalah $0,51 per mark, maka perusahaan dapat melakukan perjanjian kontrak forward dengan menggunakan kurs forward 90 hari dari sekarang. Sehingga dana yang dibutuhkan perusahaan sebesar $510.000 ($0,51 per Mark x 1.000.000 Mark). Maka dengan mengunci kurs, perusahaan tidak perlu khawatir dengan adanya perubahan kurs spot 90 hari ke depan.
2.2.3        Pasar Currency Options
Menurut Madura (2000:67-68) menjelaskan pasar Currency Options merupakan pasar yang memfasilitasi perdagangan kontrak currency options. Kontrak currency options dapat diklasifikasikan sebagai call atau put. Suatu currency call Options menyediakan hak untuk membeli suatu valuta tertentu dengan harga tertentu (yang dinamakan dengan strike price atau exercise price) dalam suatu periode waktu tertentu.
Currency call options digunakan untuk meng-hedge hutang-hutang valas yang harus dibayarkan di masa depan. currency put options memberikan hak untuk menjual suatu valuta asing dengan harga tertentu dalam suatu periode waktu tertentu. Currency put options digunakan untuk meng-hedge piutang-piutang valas yang akan diterima di masa depan.
Menurut Madura (2000:131) contoh dari transaksi currency call options yaitu ada kemungkinan perusahaan sebuah perusahaan akan membutuhkan valuta asing di masa depan, tetapi perusahaan tidak begitu yakin. Sebagai contoh, anggaplah sebuah perusahaan AS terlibat dalam tender sebuah poyek di Jerman. Jika proyek tersebut jatuh kepada perusahaan tersebut maka perusahaan akan membutuhkan kira-kira DM625.00 untuk membeli bahan baku dan jasa di Jerman, namun perusahaan tidak tahu apakah tawaran akan diterima atau tidak sampai tiga bulan ke depan.
Asumsikan bahwa exercise price bagi Mark adalah $0,50 dan premium call option-nya adalah $ 0,02 per unit. Perusahaan akan membayar $1250 per opsi (62.500 x $0.02) atau $12.500 untuk 10 kontrak. Dengan adanya opsi tersebut, jumlah maksimum pengeluaran US Dolar untuk membeli Mark adalah $312.500 (62.500 x $0,5).
2.3              Pelaku Valas
Pergerakan nilai valuta asing yang selalu berubah-ubah dari waktu ke waktu karena hukum demand dan supply selalu melibatkan berbagai pelaku pasar yang mempunyai berbagai kepentingan. Pelaku pasar tersebut antara lain.
2.3.1        Perusahaan
Untuk meningkatkan daya saing dan menekan biaya produksi perusahaan selalu melakukan eksplorasi terhadap berbagai sumber-sumber daya yang baru dan yang lebih murah. Bisanya kita menyebut kegiatan ini dengan kegiatan impor. Dan perusahaan juga akan selalu melakukan kegiatan eksplorasi market untuk memperluas jaringan distribusi barang dan jasa yang telah di produksi oleh perusahaan tersebut yang pada akhirnya akan timbul pendapatan dalam mata uang lain. Biasanya kita menyebut kegitatan tersebut dengan ekspor. Karena ada kegiatan impor dan ekspor inilah perusahaan kadang memerlukan mata uang negara lain dengan jumlah yang cukup besar.

2.3.2        Individu

Masyarakat atau perorangan dapat melakukan transaksi valuta asing di sebabkan oleh beberapa faktor.
1.                  Kegiatan spekulasi, yaitu dengan memanfaatkan fluktuasi pergerakan nilai valuta asing untuk memperoleh keuntungan.
2.                  Kebutuhan konsumsi pada saat berada di luar negeri.
Contoh : ada sebuah keluarga yang melakukan perjalanan keluar negeri sebut saja negara Amerika. Pada saat mereka akan melakukan kegiatan konsumsi di Amerika maka mereka tidak bisa membayarnya dengan rupiah karena mata uang yang berlaku di Amerika adalah dolar Amerika, sehingga mereka mau tidak mau harus menukarkan uangnya terlebih dahulu ke dalam dolar Amerika.
Contoh lainnya adalah seorang ayah yang akan membiayai sekolah anaknya di Australia maka sang ayah harus menukarkan uangnya kedalam bentuk Australian dolar terlebih dahulu.

2.3.3    Bank Umum
Bank umum melakukan transaksi jual beli valas untuk berbagai keperluan antara lain melayani nasabah yang ingin menukarkan uangnya kedalam bentuk mata uang lain. Untuk memenuhi kewajibannya dalam bentuk valuta asing.

2.3.4        Pialang Pasar Valuta Asing atau Broker
Broker adalah perusahaan yang menjadi perantara terjadinya transaksi valuta asing. Mereka membantu kita untuk mencarikan pembeli ataupun penjual.

2.3.5    Pemerintah
Pemerintah melakukan transaksi valuta asing untuk berbagai tujuan antara lain membayar hutang luar negeri, menerima pendapatan dari luar negeri yang harus di tukarkan lagi kedalam mata uang lokal.

2.3.6    Bank Sentral
Di banyak negara bank sentral adalah lembaga independent yang bertugas menstabilkan mata uangnya. Biasanya bank sentral melakukan jual beli valuta asing dalam rangka menstabilkan nilai tukar mata uangnya yang biasa disebut dengan kegiatan intervensi.

2.3.7    Spekulan dan Arbitraser
Arbitraser adalah orang yang mengeksploitasi perbedaan kurs antar valas. Peran serta Spekulan dan arbitraser dalam pasar valas semata-mata didorong oleh motif mengejar keuntungan. Mereka justru menuai laba dari fluktuasi drastis yang terjadi di pasar valas. Dengan kata lain, mereka tidak mempunyai transaksi bisnis atau komersial yang perlu dilindungi di pasar valas.

3.                  Kurs Mata Uang

Pengertian Kurs Mata Uang atau dikenal juga sebagai nilai tukar adalah rasio pertukaran antara dua mata uang yang berbeda negara. Atau dengan kata lain kurs dapat diartikan sebagai harga satu unit mata uang asing dinyatakan dalam mata uang domestik. Dalam Forex trading (membeli dan menjual mata uang) yang biasanya dilakukan pada bank atau transaksi lain yang bisa dilakukan secara online, biasanya terjadi dua transaksi: satu untuk membeli dan satu lagi untuk dijual. Sebagai contoh: jika kita ingin membeli dolar, maka kita harus membayar pertukaran uang sebanyak 9,018 rupiah per dolar. Tapi jika saya ingin menjual dolar, akan mendapatkan 8,900 rupiah untuk setiap dolar yang kita berikan. Dapat disebutkan dua jenis perubahan: nilai tukar riil dan kurs nominal. Perubahan yang nyata atau riil adalah salah satu yang menetapkan hubungan dengan mana orang dapat bertukar barang dan jasa dari satu negara dengan yang lain. Nilai tukar nominal, bagaimanapun, adalah hubungan langsung antara satu mata uang dan satu asing. Apakah kurs yang digunakan bank dan lembaga pertukaran lainnya.

3.1       Sistem Kurs

Setiap negara mempunyai sebuah mata uang yang menunjukkan atau menetapkan harga-harga dari setiap barang dan jasa yang ada. Didunia ini terdapat begitu banyak mata uang yang jumlahnya sama dengan jumlah negara yang ada di dunia. Kurs mempunyai peranan sentral dalam hubungan perdagangan Internasional. Karena kurs memungkinkan kita untuk membandingkan harga-harga segenap barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai negara. Mata uang selalu menghadapi kemungkinan penurunan nilai tukar (kurs) atau depresiasi terhadap mata uang lainnya, atau sebaliknya mengalami kenaikan nilai tukar. Kebijakan pemerintah terhadap kurs valuta asing akan sangat mempengaruhi kondisi perdagangan internasional (ekspor dan impor) negara yang bersangkutan, sehingga perlu dipahami bagaimana pemerintah mempengaruhi nilai tukar mata uangnya terhadap mata uang asing.

3.2       Klasifikasi Sistem Kurs

Madura (1995) secara umum membuat klasifikasi sistem kurs berdasarkan tingkat keterlibatan pemerintah menjadi 4 (empat) sistem kurs.

3.2.1    Fixed Exchange Rate System (Sistem Kurs Tetap)
Dalam sistem kurs tetap ini, kurs dijaga pada kurs yang tetap, atau hanya dimungkinkan berfluktuasi dalam batas-batas yang sempit. Apabila terjadi fluktuasi yang mengarah tajam, baik menguat maupun melemah, pemerintah melakukan intervensi untuk menstabilkan kurs sesuai dengan tingkat yang dianggap wajar atau yang dikehendaki.

3.2.2    Freely Floating Exchange Rate System (Sistem Kurs Mengambang Bebas)
Dalam sistem kurs mengambang bebas (Freely Floating Exchange Rate System), nilai mata uang ditentukan oleh kekuatan pasar tanpa ada campur tangan pemerintah. Kurs yang terjadi merupakan tingkat keseimbangan dari jumlah permintaan dengan jumlah penawaran dari mata uang yang bersangkutan terhadap mata uang asing lainnya.

3.2.3    Managed Floating Exchange Rate System (Sistem Kurs Mengambang Terkendali)
Sistem kurs yang sampai saat ini sering digunakan untuk menentukan kurs suatu mata uang terhadap mata uang asing adalah diantara sistem kurs tetap dan sistem kurs mengambang bebas. Maksudnya bahwa kadang-kadang kurs dibiarkan bebas sesuai kekuatan pasar dan suatu saat pemerintah melakukan intervensi untuk menjaga agar kurs tetap sesuai dengan yang diinginkan. Sistem kurs yang seperti ini yang disebut sebagai kurs mengambang terkendali. Bank sentral tidak perlu melakukan pengawasan secara terus menerus, pemerintah dapat juga melakukan intervensi apabila fluktuasinya sedemikian besar sehingga mengancam stabilitas perekonomian atau apabila diyakini bahwa intervensi yang dilakukan mempunyai efek terhadap perbaikan perekonomian.

3.2.4    Pegged Exchange Rate System (Sistem Kurs Tertambat)
Banyak negara melakukan kesepakatan untuk menggunakan sistem kurs tertambat, dimana kurs mata uang dari negara yang bersangkutan secara tetap dikaitkan dengan mata uang negara lain atau sekelompok negara yang merupakan mitra dagang utama.

3.3       Dasar Pertimbangan Penetapan Nilai Tukar

a.         Preferensi suatu negara terhadap keterbukaan ekonominya, terbuka atau tertutup. Maka ditentukan fixed exchange rate atau nilai tukar fleksibel sebagai prioritas utama.
b.         Kemandirian dalam melaksanakan kebijakan moneter yang independen maka nilai tukar fleksibel. Tetapi bila negara tersebut memiliki sistem nilai tukar tetap maka dibutuhkan cadangan devisa yang sangat besar untuk menjaga kredibilitas sistem nilai tukar tersebut.
c.         Underlying shock pada pasar uang dan pasar barang. Pasar barang lebih besar dari pasar uang maka pilihan terbaik floating exchange rate. Sebaliknya menggunakan fixed exchange rate. Dalam hal keduanya tidak dominan maka kebijakan yang terbaik adalah managed floating. (dikemukakan oleh Garber dan Svenson).

ASERSI DALAM LAPORAN KEUANGAN DAN MATERIALITAS

AUDITING I
ASERSI DALAM LAPORAN KEUANGAN

Acuan utama bab ini adalah ISA 315.
Asersi- Representasi oleh manajemen, baik secara eksplisit (dalam bentuk pernyataan) maupun implisit (tersirat), yang terkandung dalam laporan keuangan. Representasi ini digunakan oleh auditor untuk memperhatikan berbagai salah saji dalam laporan keuangan, yang mungkin terjadi. [ISA 315 alinea 4(a)]

      Dengan menyerahkan laporan keuangannya kepada auditor atau pihak lain, manajemen membuat representasi baik secara tersurat maupun tersirat.
Representasi oleh manajemen kepada auditor, yang paling umum dikenal, ialah: “laporan keuangan secara keseluruhan-atau secara menyeeluruh-disajikan secra wajar sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku”.

      Asersi-asersi diatas berhubungan dengan pengakuan (recognition), pengukuran (measurement), penyajian (presentation), dan pengungkapan (disclosure) dari berbagai unsur dalam laporan keuangan. Contoh-contoh asersi adalah berikut ini.
1.      Semua aset dalam laporan keuangan benar-benar ada (exist).
2.      Semua transaksi penjualan telah dicatat dalam periode terjadinya.
3.      Persediaan dicantumkan dengan nilai yang tepat.
4.      Utang merupakan kewajiban entitas.
5.      Semua transaksi yang dicatat, terjadi dalam periode berjalan.
6.      Semua jumlah (amounts) disajikan dengan tepat (properly presented) dan diungkapkan (dengan penjelasan yang memadai) dalam laporan keuangan. 

7.1.Penjelasan mengenai Asersi
      ISA 315 alinea A111 menjelaskan kelompok asersi yang dapat digunakan auditor untuk mempertimbangkan berbagai salah saji dalam laporan keuangan. Kelompok asersi untuk jenis-jenis transaksi (classes of transactions) dan peristiwa (events) untuk periode yang diaudit.

      Asersi untuk Jenis Transaksi
Asersi
Penjelasan
Occurrence
Transaksi dan peristiwa yang sudah dicatat, memang terjadi dan merupakan transaksi dan peristiwa dari entitas yang bersangkutan.
Completeness
Semua transaksi dan peristiwa yang seharusya dicatat, memang sudah dicatat.
Accuracy
Angka-angka, jumlah-jumlah, dan data lain yang terkait dengan transaksi dan peristiwa yang dicatat, sudah dicatat dengan akurat.
Cut-off
Transaksi dan peristiwa dicatat dalam periode akuntansi yang benar.
Classification
Transaksi dan peristiwa dicatat dalam akun yang benar.

Kelompok asersi untuk saldo akun (account balances) pada akhir periode yang diaudit.
      Asersi untuk Saldo Akun
Asersi
Penjelasan
Existence
Aset,liabilitas, dan ekuitas benar ada.
Rights and Obligations
Entitas memiliki dan menguasai asset, dan utang merupakan kewajiban entitas.
Completeness
Semua aset, liabilitas, dan ekuitas yang seharusnya dicatat, sudah dicatat.

Valuation and Allocation
Aset, liabilitas, dan ekuitas dicantumkan pada laporan keuangan dalam jumlah yang benar (appropriate amounts) dan semua penyesuaian atau adjustment untuk penilaian (valuation) dan alokasi (allocation) telah dicatat dengan benar.

Kelompok asersi yang berhubungan dengan penyajian (presentations) dan pengungkapan (disclosures) dalam laporan keuangan.
      Asersi tentang Penyajian dan Pengungkapan
Asersi
Penjelasan
Occurrence, Rights, and Obligations
Transaksi, peristiwa, dan hal-hal lain yang sudah diungkapkan dalam laporan keuangan, memang terjadi dan berkaitan dengan entitas yang bersangkutan.
Completeness
Semua pengungkapan yang seharusnya dicantumkan, memang sudah dicantumkan dalam laporan keuangan.
Classification and Understandability
Informasi keuangan disajikan dan dijelaskan dengan tepat, dan pengungkapan dinyatakan dengan jelas.
Accuracy and Valuation
Informasi keuangan dan informasi lainnya diungkapkan dengan wajar (fairly disclosed) dan dalam jumlah yang benar (appropriate amounts).

      Penerapan asersi pada seluruh area laporan keuangan.
Asersi- Jenis Transaksi, Saldo Akun, Penyajian dan Pengungkapan


Asersi

Classes Of Transactions (Jenis Transaksi)

Account Balances (Saldo Akun)

Presentations and Disclosures (Penyajian dan Pengungkapan)
Existence/Occurrence
Completeness
Rights and Obligations

Accuracy/Classification

Cutoff


Classfication and Understandability

Valuation/Allocation


7.2.Asersi Gabungan
      ISA 315 membolehkan auditor menggunakan asersi seperti dijelaskan di atas, atau dengan cara yang berbeda, sepanjang semua aspek yang dibahas di atas telah tercakup. Untuk memudahkan penggunaan asersi dalam entitas kecil, asersi-asersi ini dapat digabungkan. Dalam kotak ini asersi gabungan disingkat sebagai berikut: C – Completeness; E – Existence; A – Accuracy and Cutoff; dan V – Valuation. Penggabungan asersi dalam empat kombinasi, memudahkan penerapan pada ketiga kategori (jenis transaksi, saldo akun, dan penyajian serta pengungkapan).

      Penggabungan Asersi
Asersi Gabungan
Jenis Transaksi
Saldo Akun
Penyajian dan Pengungkapan
C-Completeness

Completeness

Completeness

Completeness
E – Existence
Occurrence
Existence
Occurrence
A – Accuracy and Cutoff
Accuracy
Cutoff
Classification
Rights and Obligations
Accuracy
Rights and Obligations
Classification
Understandability
V – Valuation

Valuation and Allocation
Valuation

      Penjelasan Asersi Gabungan
Asersi Gabungan
Penjelasan

C – Completeness
Segala sesuatu yang harus dicatat atau diungkapkan dalam laporan keuangan, telah dicakup.
Tidak ada aset, utang, dan liabilitas, transaksi yang belum dicatat atau diungkapkan, tidak ada catatan dalam laporan keuangan, yang hilang/dihilangkan atau tidak lengkap.


E – Existence
Segala sesuatu yang harus dicatat atau diungkapkan dalam laporan keuangan, memang ada pada tanggal yang bersangkutan, dan memang harus dicakup.
Aset, utang, dan liabilitas, transaksi, dan hal-hal lain dalam catatan laporan keuangan, memang ada, terjadi, dan terkait dengan entitas.


A – Accuracy and Cutoff
Semua liabilitas, pendapatan, beban, dan hak atas aset (yang dikuasai atau di bawah pengendalian) merupakan kewajiban atau kekayaan entitas dan telah dicatat dalam jumlah yang benar dan dialokasikan ke periode yang benar. Juga telah dilakukan pengklasifikasian dan pengungkapan yang benar dalam laporan keuangan.


V – Valuation
Aset, liabilitas, dan ekuitas dicatat dalam jumlah atau nilai (at the appropriate value) dalam laporan keuangan.
Penyesuaian (adjustments) untuk penilaian atau alokasi yang diperlukan karena sifatnya atau sesuai dengan prinsip akuntansi yang diterapkan, telah dicatat sebagaimana mestinya.

7.3.Asersi dalam Auditing
Berikut ini kutipan ISA 315 alinea 25
Auditor wajib mengidentifikasi dan menilai resiko salah saji pada:
a)      Tingkat laporan keuangan; dan
b)      Tingkat asersi untuk jenis transaksi, saldo akun, dan pengungkapan untuk merancang dan melaksanakan prosedur audit selanjutnya.
Seperti disebutkan di atas, laporan keuangan mengandung berbagai asersi. Asersi ini dapat digunakan auditor dalam menilai risiko di tingkat laporan keuangan dan di tingkat asersi.

      Penilaian Risiko di Tingkat Laporan Keuangan
      Risiko salah saji yang material pada tingkat laporan keuangan, cenderung bersifat pervasif (tersebar luas) dan karenanya mencakup semua asersi. Contoh, jika akuntan senior tidak cukup kompeten, sangat boleh jadi kekeliruan terjadi dalam laporan keuangan. Kekeliruan semacam ini sering kali tidak terbatas pada satu saldo akun, atas satu jenis transaksi, atau suatu pengungkapan saja. Kekeliruan juga tidak terbatas pada satu asersi saja, seperti lengkapnya (completeness) transaksi penjualan. Kekeliruan dengan mudah merambah ke asersi lain seperti accuracy, existence, dan valuation.

      Penilaian Risiko di Tingkat Asersi
      Risiko pada tingkat asersi berkaitan dengan saldo dari akun tertentu (secara individu) pada saat tertentu (misalnya akhir tahun), atau untuk transaksi tertentu untuk suatu periode tertentu (misalnya dalam tahun buku bersangkutan), dan berkenaan dengan penyajian dan pengungkapan tertentu dalam laporan keuangan.
      Relevansi setiap asersi untuk saldo akun (atau jenis transaksi, atau penyajian dan pengungkapan) tertentu, akan berbeda, tergantung pada ciri saldo akun itu dan potensi salah saji yang material. Contoh, ketika menilai valuation assertion, auditor mungkin menilai risiko terjadinya kekeliruan sebagai rendah. Namun, untuk persediaan di mana keusangan (obsolescence) merupakan faktor penting, auditor menilai valuation risk tinggi. Contoh lain, karena kemungkinan hilangnya persediaan relatif kecil, auditor menilai risiko salah saji yang material berkenaan dengan completeness assertion, rendah. Tetapi kelemahan dalam menangani transaksi penjualan menyebabkan auditor menilai risiko salah saji karena tidak lengkapnya saldo akun penjualan, sebagai tinggi.


MATERIALITAS

8.1.   Materialitas
Materialitas (materiality) adalah konsep auditing yang sangat penting, jika bukan yang terpenting. Materialitas mengukur berapa besar dan pentingnya suatu salah saji (misstatements) dalam laporan keuangan.
Fee Kurator Telkomsel
Fee kurator 0,5% dari aset Telkomsel, dibagi dua antara Telkomsel dan Pemohon Pailit. Jumlah Aset Telkomsel Rp 58,7 triliun lebih. Jadi bagian Telkomsel menurut Penetapan Pailit PN Niaga adalah 0,5% dikali Rp 58,7 triliun dibagi 2 =  lebih dari Rp 146,8 miliar. Mahkamah Agung mengabulkan permohonan peninjauan kembali yang diajukan Telkomsel bebas dari kewajiban membayar fee kurator senilai 146 miliar. Asumsikan audit ini dilakukan untuk keperluan pasar modal ketentuan Bapepam yang relavan dapat dilihat dibawah ini.
Materialitas adalah besarnya informasi akuntansi, yang bergantung pada ukuran dan sifatnya serta apabila terjadi kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat pos-pos laporan keuangan, baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama, dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna laporan keuangan.
Materialitas untuk tujuan agregasi dalam peraturan ini adalah sebagai berikut:
A.    5% dari jumlah seluruh Aset untuk pos-pos Aset.
B.     5% dari jumlah seluruh Liabilitas untuk pos-pos Liabilitas.
C.     5% dari jumlah seluruh Ekuitas untuk pos-pos Ekuitas.
D.    10% dari pendapatan untuk pos-pos laba rugi komprehensif;atau
E.     10% dari laba dari operasi yang dilanjutkan sebelum pajak, untuk pengaruh suatu peristiwa atau transaksi.


Materialitas dan Rules-Based Standards
Jawaban untuk pertanyaan diatas, mengenai salah satu saji sebesar Rp147 miliar. Berdasarkan naluri anda salah saji itu material atau bahkan, sangat immetarial dan berdasarkan ketentuan Bapepam, salah saji itu immaterial atau bahkan, sangat immaterial.
Maksud dari ketentuan Bapepam adalah contoh standar berbasis aturan atau rules-based standard. Jika auditor terpaku pada aturan, salah saji diatas sangat immaterial.
Oleh karena itu, auditor wajib menggunakan kewaspadaan profesionalnya (professional judgment), Selanjutnya auditor menerapkan kearifan profesionalnya (professional judgment).
Dengan kearifan profesional, auditor menjelaskan inkonsistensi dalam dua jawaban yang kontradiktif dan memberikan jawaban akhir atas pertanyaan.
ISA(International Standards on Auditing) adalah standar audit berbasis prinsip, atau principles-based standards. Standar berbasis prinsip, diawali dengan kerangka berpikir atau framework yang menjelaskan tujuan (apa yang harus dicapai) dan rambu-rambunya. Auditor mencari jalan utuk mencapai tujuan tersebut, dengan memperhatikan kondisi (circumstances) dilapangan.
Proses Penentuan Materialitas
Langkah-langkah proses penentuan Materialitas
  1. Auditor mempelajari informasi-informasi berkenaan dengan laporan keuangan yang akan diauditnya. Hal yang dilakukan Auditor mengidentifikasi risiko salah saji: pada akun mana atau tentang pengungkapan apa, dalam laporan keuangan yang mana (laporan posisi keuangan, laporan laba rugi, dan seterusnya).
  2. Auditor menggeser titik pandangnya kepada laporan keuangan. Pengguna laporan keuangan atau Reasonable User menggunakan laporan keuangan untuk membuat bermacam-macam keputusan ekonomi seperti menanam modal dalam perusahaan tersebut, seperti dalam saham PT (Perseroan) Terbuka, berbisnis dengan entitas (misalnya hubungan dengan pemasok), meminjamkan uang (dalam hal bank kepada debiturnya).

  1. Extent of Misstatements (quantitative and qualitative) atau luasnya salah saji (baik secara kuantitatif maupun kualitatif) bermakna:
a)      Auditor menetapkan materialitas dalam rangka “menakar” salah saji, apakah salah saji immaterial dan bisa diabaikan, atau material dan harus menjadi perhatian auditor (istilahnya, auditor harus waspada atau menerapkan professional skepticism).
b)      Kata “menakar” pada huruf a berrti menerapkan angka materiality pada temuan. Sedangkan pada tahap perencanaan, angka materiality ini akan dijadikan patokan atau benchmark ketika menemukan salah saji.
c)      Baik dalam perencanaan maupun pelaksanaan prosedur audit selanjutnya, materiality berkaitan dengan salah saji. Juga dalam tahap menyusun opini audit, berdasarkan bukti audit yang diperoleh, auditor menginventarisasi materiality untuk masing-masing temuan, dan menggabungkannya.
d)     Materiality bersifat kuantitatif dan kualitatif.
Extent of Misstatements digambarkan sebagai mistar. Dibawah ini terdapat arti dari Extent of Misstatement jika diilustrasikan dengan mistar yaitu:
ü  Bagian atas mistar-Ketika salah saji yang cukup signifikan untuk mengubah atau memengaruhi keputusan seseorang yang memiliki informasi (informed person), salah saji yang material telah terjadi. Salah saji ini akan mengubah putusan investor.
ü  Bagian bawah mistar menunjukan salah saji yang tidak material. Salah saji ini tidak mengubah keputusan investor.
ü  Bagian tengah mistar ada bidang kecil berwarna putih dengan keterangan materiality threshold atau “ambang batas materialitas”. Bidang putih ini bahwa materialitas secara kuantitatif ditunjukkan dalam kisaran angka.
8.2.   Materialitas dalam Proses Audit
Tahap
Auditor Melaksanakan
Risk Assessment
(Penilaian Resiko)

v  Menentukan dua macam materialitas, yakni materialitas untuk laporan keuangan secara menyeluruh dan performance materiality (materialitas pelaksanaan).
v  Merencanakan prosedur penilaian risiko apa yang harus dilaksanakan.
v  Mengidenfikasi dan menilai risiko salah saji yang material.
Risk Response
(Menanggapi Risiko)
v  Menentukan sifat (nature), waktu (timing), dan luasnya (extent)prosedur audit selanjutnya (futher audit procedures).
v  Merevisi angka materialitas karena adanya perubahan situasi (change in circumstances) selama audit berlangsung.
Reporting (Pelaporan)
v  Mengevaluasi salah saji yang belum dikoreksi oleh entitas itu.
v  Merumuskan pendapat auditor.

8.3.Materialitas pada Dua Tingkat
Konsep Materialitas pada dua tingkat yaitu:
  1. Tingkat laporan keuangan secara menyeluruh.
  2. Tingkat saldo akun, jenis transaksi, dan pengungkapan (account balances, class of transactions, and disclosure level).
Pada tingkat pertama pelaksanaan auditnya, auditor harus turun ketingkat kedua untuk memastikan apakah saldo akun, transaksi, dan pengungkapan sudah disajikan sesuai asersi yang dibuat manajemen. Dalam melaksanakan auditnya, auditor menurunkan Overall Materiality dan Specific Materialty.



Overall Materiality
Overall Materiality digunakan untuk merumuskan opini auditor. Jika sesudah melaksanakan prosedur audit:
1)      Tidak ada salah saji, auditor benar dalam memberikan pendapat WTP (wajar tanpa pengecualian).
2)      Beberapa salah saji yang jumlahnya immaterial, ditemukan auditor, dan auditor masih dapat memberikan WTP.
3)      Salah saji melebihi angka materialitas: manajemen tidak bersedia mengoreksinya. Auditor keliru jika memberikan WTP.
4)      Ada salah saji melampaui angka materialitas: auditor tidak menemukannya, dan akibatnya ia memberikan WTP. Dalam hal ini auditor keliru.
Overall Materiality yang rendah:
v  Memberikan ekspektasi bahwa salah saji yang kecil-kecil sekalipun, akan terdeteksi dalam audit ini
v  Membuat pekerjaan audit tambahan lebih banyak (padahal tidak perlu) untuk memastikan risiko audit turun.

Performance Materiality
Performance Materiality memungkinkan auditor menengani risiko salah saji dalam jenis transaksi, saldo akun atau disclosures tanpa harus mengubah overall materiality. Performance materiality memungkinkan auditor menerapkan angka materialitas berdasarkan overall materiality, tetapi lebih rendah dari overall materiality untuk mencerminkan risiko yang diidentifikasi dan dinilai (identified and assessed risks) dan detection risk (risiko tidak terdeteksinya salah saji oleh auditor).
Angka yang lebih rendah berfungsi sebagai penyangga (buffer) antara performance materiality  (yang digunakan untuk menentukan sifat dan luasnya prosedur audit yang harus dilaksanakan) dengan overall materiality (materialitas menyeluruh).
Menetapkan performance materiality memerlukan kearifan profesional (professional judgment), dan bukan sekedar hitung-hitungan sederhana atau penerapan tabel-tabel. Kearifan profesional memperhitungkan :
1)      Pemahaman auditor mengenai entitas dan industrinay.
2)      Hasil pelaksanaan prosedur risk assessment.
3)      Sifat dan luasnya salah saji yang terungkap dalam audit terdahulu. Misalnya fraud (sifat salah saji) yang dilakukan pimpinan dalam waktu yang lama (luasnya salah saji berkecamuk).
4)      Ekspektasi mengenai salah saji dalam tahun berjalan. Contoh, penggunaan untuk pertama kalinya suatu perangkat lunak, menimbulkan ekspektasi salah saji tambahan.
Istilah performance materiality sama dengan tolerable misstatements yang biasanya digunakan dalam audit sampling.

8.4.Specific Materiality
Ada situasi dimana salah saji yang lebih kecil dari overall materiality dapat memengaruhi pengguna laporan keuangan. Lihat contoh-contoh dibawah ini :
Sumber yang memengaruhi Keputusan
Contoh-contoh



Ketentuan perundang-undangan dan kerangka pelaporan keuangan
ü  Disclosures yang sensitif, seperti remunerasi manajemen dan TCWG.
ü  Related party transactions (transaksi istimewa.
ü  Ketidakpatuhan terhadap perjanjian pinjaman, perikatan lainnya, ketentuan perundang-undangan,dan kewajiban pelaporan statuter atau yang ditetapkan regulator.

ü  Pengeluaran tertentu seperti illegal payments (suap, gratifikasi) atau biaya eksekutif.

Pengungkapan utama dalam industri yang bersangkutan
ü  Besarnya cadangan dan biaya eksplorasi dalam perusahaan tambang.
ü  Besarnya biaya penelitian dan pengembangan dalam perusahaan farmasi.

Pengungkapan peristiwa penting, perubahan penting dalam operasi
ü  Bisnis yang baru diakuisisi atau perluasan usaha.
ü  Kegiatan usaha yang dihentikan.
ü  Peristiwa luar biasa atau contingencies (seperti tuntutan hukum).
ü  Perkenalan produk atau jasa baru.

8.5.Specific Performance Materiality
Ini serupa dengan performance materiality yang dibahas diatas, kecuali dalam hal ini performance materiality-nya berhubungan dengan penetapan angka materialitas yang spesifik.
Specific performance materiality ditetapkan lebih rendah dari angka specific materiality, untuk memastikan pekerjaan audit yang cukup, dilaksanakan untuk mengurangi ketingkat rendah yang tepat, probabilitas salah saji yang tidak terdeteksi melebihi specific materality.